Bantuan Hidup Dasar
APA
DAN BAGAIMANA JIKA MELIHAT KORBAN ???
Bila anda sudah memastikan
bahwa keadaan aman maka
tindakan selanjutnya adalah :
1. Memastikan keselamatan penolong, penderita,
dan orang-orang di sekitar lokasi kejadian.
2. Penolong harus memperkenalkan diri, bila
memungkinkan:
- Nama
Penolong
- NamaOrganisasi
- Permintaan izin untuk menolong dari penderita
/orang
3. Menentukan keadaan umum kejadian (mekanismecedera)
dan mulai melakukan Penilaian dini dari
penderita.
4. Mengenali dan mengatasi gangguan /cedera
yang mengancam nyawa.
5. Stabilkan penderita dan teruskan pemantauan.
6. Minta bantuan.
ANDA DILATIH
UNTUK MENJADI PENYELAMAT TERCEPAT PADA SAAT KEJADIAN
APD ( Alat
Perlindungan Diri ) / Jika memungkinkan
Keamanan penolong
merupakan hal yang sangat penting, sebaiknya dilengkapi dengan peralatan
yang dikenal sebagaiAlat
Perlindungan Diriantara lain :
a. Sarung
tangan lateks
Pada dasarnya semua
cairan tubuh dianggap dapat menularkan penyakit.
b. Kaca
mata pelindung
Mata juga termasuk
pintu gerbang masuknya penyakit kedalam tubuh manusia
c. Baju
pelindung / Rompi
Mengamankan tubuh
penolong dari merembesnyacarian tubuh melalui pakaian.
d. Masker
penolong
Mencegah penularan
penyakit melalui udara
e. Masker Resusitasi Jantung Paru
Masker yang
dipergunakan untuk memberikan bantuan napas
f. Helm
Seiring risiko adanya
benturan pada kepala meningkat.
Helm dapat mencegah terjadinya cedera pada kepala saat
melakukan pertolongan.
Penilaian Dini
Langkah-langkah penilaian dini
a. Bahaya
( Danger
)
– pengenalan situasi
Penolong harus mampu sesegera
mungkin untuk mengenali dan mengatasi
keadaan yang mengancam nyawa korban dan Penolong. ( Apakah ada bahaya susulan)
b. Periksa Respon ( ASNT )
Memeriksa
untuk
mendapatkan gambaran
gangguan yang berkaitan
dengan otak penderita .
Terdapat 4 tingkat Respons
penderita
A =Awas (bahasa
jawanya Eling)
Penderita sadar dan
mengenali keberadaan dan lingkungannya.
S =Suara
Penderita hanya
menjawab/bereaksi bila dipanggil atau mendengar suara.
N = Nyeri
Penderita hanya bereaksi
terhadap rangsang nyeri yang diberikan oleh penolong, misalnya
dicubit, tekanan pada
tulang dada.
T =Tidak respon
Penderita tidak bereaksi
terhadap rangsang apapun yang diberikan ole penolong. Tidak
membuka mata, tidak
bereaksi terhadap suara atau sama sekali
tidak bereaksi pada rangsang
nyeri.
c. Memastikan jalan napas terbuka dengan baik (Airway).
Jalan napas merupakan
pintu gerbang masuknya oksigen ke dalam tubuh manusia. Apapaun
Usaha yang dilakukan,
namun bila jalan napas tertutup semuanya akan gagal.
a. Pasien dengan respon
Cara sederhana
untuk menilai adalah dengan
memperhatikan korban saat
berbicara karena adanya gangguan jalan napas biasanya akan berakibat
pada gangguan bicara.
b. Pasienyang tidak respon
Pada korban yang
tidak respon, penolonglah yang harus
mengambil inisiatif untuk membuka
jalan napas. Cara membuka jalan napas yang dianjurkan adalah angkat dagu
tekan dahi. Pastikan juga mulut korban bersih, tidak ada sisa makanan atau
benda lain yang mungkin menyumbat saluran napas
d. Menilai
pernapasan (Breathing)
Periksa ada
tidaknya napas dengan jalan lihat,dengar dan rasakan, selama 3-5 detik.
Pernapasan yang cukup baik
i.
Dada naik dan turun secara penuh
ii.
Bernapas mudah dan lancar
iii.
Kualitas pernapasan normal
(<8x/menit dewasa, <10x/menit
anak anak, 20 x/menit bayi)
Pernapasan yang
kurang baik
i.
Dada tidak naik atau turun secara penuh
ii.
Terdapat kesulitan bernapas
iii.
Cyanosis (warna biru/abu abu pada kulit, bibir,atau kuku)
iv.
Kualitas pernapasan tidak normal
e.
Menilai sirkulasi (Circulation) dan menghentikan perdarahan ringan / berat
Pastikan denyut
jantung cukup baik
Pastikan bahwa tidak
ada perdarahan yang dapat mengancam nyawa yang
tidak terlihat. Pakaian
tebal dapat mengumpulkan darah dalam jumlah yang cukup
banyak.
Penilaian dini harus diselesaikan dan semua
keadaan yang mengancam nyawa
sudah harus ditanggulangi
sebelum melanjutkan pemeriksaan fisik.
Tiga metode pemeriksaan fisik:
1. Penglihatan (Inspection) Lihat
2. Pendengaran (Auscultation) Dengar
3. Perabaan (Palpation) Raba
Jangan banyak membuang
waktu untuk melakukan pemeriksaan secara rinci. Lakukan secara cepat
tetapi pastikan tidak ada yang
terlewat. Pemeriksaan fisik
memastikan bahwa tidak ada yang terlewat.
Beberapa hal yang dapat dicari pada saat memeriksa korban :
Perubahan
bentuk - (Deformities) bandingkan sisi sakit dengan
yang sehat
LukaTerbuka -
(Open Ijuries) biasanya terlihat adanya darah
Nyeri - (Tenderness) daerah yang cedera lunak bila ditekan
Bengkak -
(Swelling) daerah yang cedera mengalami pembengkakan
Beberapa tanda cedera mungkin dapat jelas terlihat, banyak yang tidak
terlihat dan menyimpan
serius cedera potensial.
Dengarkan penderita.
Dengan mendengarkan dapat
menunjukkan kepedulian dan memungkinkan mendapat informasi.
Pemeriksaan fisik
(Head to Toe)
Amati dan raba (menggunakan kedua tangan dan dengan tekanan),
bandingkan (simetry), cium bau yang tidak biasa dan dengarkan (suara napas atau derit anggota tubuh),
dalam urutan berikut:
1. Kepala
Kulit Kepala danTengkorak
Telinga dan Hidung
Pupil Mata
Mulut
2. Leher
3. Dada
4. Abdomen (bagian dari tubuh yang berada di antara thorax atau dada)
Periksa rigiditas
(kekerasan)
Periksa potensial luka dan
infeksi
Mungkin terjadi cedera
tidak terlihat, lakukan perabaan
Periksa adanya
pembengkakan
5. Punggung
Periksa perubahan bentuk pada tulang rusuk
Periksa perubahan bentuk sepanjang
tulang belakang
6. Pelvis (
Panggul )
7. Alat gerak atas
8. Alat gerak bawah
1. Frekuensi nadi, termasuk
kualitas denyutnya, kuat atau lemah,teratur atau tidak
2. Frekuensi napas,
juga apakah proses
bernapas terjadi secara
mudah, atau ada
usaha bernapas, adakah tanda-tanda sesak napas.
3. Tekanan darah, tidak
dilakukan pemeriksaan oleh KSR dasar
4. Suhu,
diperiksa suhu relatif pada
dahi penderita. Periksa juga
kondisi kulit: kering,
berkeringat, kemerahan, perubahan warna dan
lainnya.
P
e n d a r a h a n
Pengertian Perdarahan
Sistem peredaran darah
yang terdiri dari 3 komponen utama yaitu jantung, pembuluh darah dan darah.
Dalam tubuh manusia darah relatif selalu berada dalam pembuluh darah kecuali
pada saat masuk dalam jaringan untuk melakukan pertukaran bahan makanan dan
oksigen dengan zat sisa pembakaran tubuh dan karbondioksida.
Arteri/Pembuluh Nadi
Adalah pembuluh darah yang
mengangkut darah yang kaya dengan oksigen ke seluruh tubuh. Darah yang keluar
berwarna merah segar dan memancar
Vena/Pembuluh Balik
Adalah pembuluh darah yang
mengangkut darah dari seluruh tubuh kembali ke jantung. Darah yang keluar
mengalir dan berwarna merah gelap
Kapiler/Pembuluh Rambut
Arteri akan terbagi-bagi
menjadi pembuluh yang lebih kecil sehingga dapat mencapai hingga lebih
dekat dengan kulit. Darahyang keluarsangat sedikit dan kadang hanya
berupa titik-titik perdarahan
Denyut
Dapat dirasakan dengan
mudah pada daerah dimana Arteri/Pembuluh Nadi berada dekat dengan kulit.
1. Radial
Berada di pergelangan tangan
2. Carotid
Berada di leher
3. Femoral
Berada di lipatan paha
Setiap kali jantung
berdetak, anda dapat merasakan denyutnya pada sistem arteri.
Komposisi darah Terdiri atas sel darah putih,sel darah
merah, dan plasma darah.
Sumber Perdarahan
Perdarahan terjadi
apabila darah keluar dari pembuluh darah oleh berbagai sebab seperti cedera atau penyakit.
Berdasarkan sumber
perdarahan:
a.
Perdarahan nadi
b.
Perdarahan pembuluh balik
c.
Perdarahan pembuluh rambut
Jenis Perdarahan
Perdarahan dibagi menjadi2 jenis, yaitu:
- Perdarahan luar
(terbuka), bila kulit juga cedera sehingga darah bisa keluar dari tubuh
dan terlihat ada di luar tubuh.
- Perdarahan dalam
(tertutup), jika kulit tidak rusak sehingga darah tidak bisa mengalir
langsung keluar tubuh.
Perdarahan yang harus segera
ditangani adalah perdarahan yang dapat mengancam nyawa.
1. Perdarahan luar
Untuk membantu memperkirakan berapa banyak darah yang telah keluar
dari tubuh penderita, hal yang dipakai adalah keluhan korban dan tanda vital. Bila keluhan
korban sudah mengarah ke gejala dan tanda syok
seperti yang dibahas
dalam topik ini
maka penolong wajib mencurigai
bahwa kehilangan darah terjadi dalam jumlah yang cukup banyak.
Perawatan untuk Perdarahan luar
a. Tekanan Langsung
b. Elevasi (
dengan sudut vertical )
c. TitikTekan
d. Immobilisasi (suatu keadaan dimana penderita harus istirahat
di tempat tidur,tidak bergerak secara aktif akibat
berbagai penyakit atau gangguan pada alat / organ tubuh yang bersifat fisik
atau mental)
MenggunakanTorniket
Torniket adalah : balutan yang menjepit
sehingga aliran darah dibawahnya terhenti sama sekali. Sehelai pita kain yang
lebar, pembalut segitiga yang dilipat-lipat atau sepotong karet ban sepeda
dapat dpergunakan untuk keperluan ini. Panjang torniket haruslah cukup untuk dua kali melilit bagian yang hendak
dibalut.
Tempat yang terbaik untuk memasang torniket adalah 5 jari dibawah ketiak ( untuk perdarahan di lengan) dan lima jari dibawah lipat paha (untuk perdarahan di kaki)
Torniket hanya
digunakan dalam keadaan
gawat darurat dimana
tidak ada cara lain
untuk menghentikan
perdarahan.Torniket diaplikasikan sedekat mungkin dengan titik perdarahan.
2. Perdarahan dalam
Gejala danTanda
Beberapa tanda perdarahan dalam dapat diidentifikasi sbb.:
a. Batuk darah berwarna merah
muda
b. Memuntahkan darah berwarna
gelap (seperti ampas kopi)
c. Terdapat memar
d. Bagian Abdomen
terasa lunak
Perawatan untuk
Perdarahan dalam
Ingatlah untuk menggunakan
standard universal, amankan lokasi
kejadian dan hubungi tenaga terlatih.
Hematoma (darah yang terkumpul di
jaringan)
Prinsipnya sama dengan
luka memar tetapi pembuluh darah yang rusak berada jauh di bawah permukaan kulit dan
biasanya besar, sehingga yang terlihat adalah bengkak, biasanya besar yang kemerahan.
Luka remuk
Terjadi akibat himpitan
gaya yang sangat besar. Dapat juga menjadi luka terbuka. Biasanya tulang menajadi patah di
beberapa tempat.
Penutup dan Pembalut Luka
Penutup luka
1. Membantu mengendalikan
perdarahan
2. Mencegah kontaminasi lebih lanjut (Infeksi)
3. Mempercepat penyembuhan
4. Mengurangi nyeri
Pembalut
Pembalut adalah bahan yang digunakan untuk mempertahankan penutup
luka. Bahan pembalut dibuat dari bermacam materi kain.
Fungsi pembalut
1. Penekanan untuk membantu
menghentikan perdarahan.
2. Mempertahankan penutup luka
pada tempatnya.
3. Menjadi penopang untuk
bagian tubuhyang cedera.
Pemasangan yang baik akan membantu proses penyembuhan.
Beberapa jenis pembalut
·
Pembalut pita/gulung.
·
Pembalut segitiga (mitela).
·
Pembalut penekan.
Penutupan luka
- Penutup luka harus
meliputi seluruh permukaan luka.
- Upayakan permukaan luka sebersih mungkin sebelum menutup luka, kecuali bila luka disertai perdarahan, maka prioritasnya adalah menghentikan perdarahan tersebut.
- Pemasangan penutup
luka harus dilakukan sedemikian rupa sehingga permukaan penutup yang menempel
pada bagian luka tidak terkontaminasi
Pembalutan
- Jangan memasang pembalut sampai perdarahan terhenti, kecuali pembalutan peneka untuk menghentikan perdarahan.
- Jangan membalut
terlalu kencang atau terlalu longgar.
- Jangan biarkan ujung
bahan terurai, karena dapat tersangkut pada saat memindahkan korban
- Bila membalut luka
yang kecil sebaiknya daerah yang dibalut lebih lebar, untuk menambah luasnya
permukaan yang mengalami tekanan
diperluas sehingga mencegah
terjadinya kerusakanjaringan.
- Jangan menutupi ujung jari, bagian ini dapat menjadi petunjuk apabila pembalutan kita terlalu kuat yaitu
dengan mengamati ujung jari. Bila pucat artinya pembalutan terlalu kuat dan
harus diperbaiki.
- Khusus pada anggota
gerak pembalutan dilakukan dari bagian yang jauh lebih dahulu lalu mendekati tubuh.
- Lakukan pembalutan
dalam posisi yang diinginkan, misalnya untuk pembalutan sendi jangan berusaha menekuk sendi bila dibalut
dalam keadaan lurus.
Penggunaan penutup luka penekan
Kombinasi penutup luka dan
pembalut dapat juga dipakai untuk membantu melakukan tekanan langsung pada kasus
perdarahan. Langkah-langkahnya :
1. Tempatkan beberapa penutup luka kasa steril
langsung atas luka dan tekan.
2. Beri bantalan penutup luka.
3. Gunakan pembalut rekat, menahan penutup
luka.
4. Balut.
5. Periksa denyut nadi ujung bawah daerah luka
(distal).
Perawatan luka dengan benda asing menancap (Luka tusuk)
Langkah-langkah perawatan luka yang disertai dengan menancapnya benda
asing adalah sebagai
berikut :
1. Stabilkan benda yang
menancap secara manual.
2. Jangan dicabut. Benda asing
yang menancap tidak pernah boleh dicabut
3. Bagian yang luka dibuka
sehingga terlihat dengan jelas.
4. Kendalikan perdarahan,
hati-hati jangan sampai menekan benda yang menancap
5. Stabilkan benda asing
tersebut dengan menggunakan penutup luka tebal, atau berbagai variasi, misalnya pembalut donat,
pembalut gulung dan lain-lainnya.
6. Rawat syok bila ada
7. Jaga pasien tetap
istirahat dan tenang.
8. Rujuk kefasilitas
kesehatan
PatahTulang
Cedera Otot Rangka
Alat gerak yang terdiri
dari tulang, sendi, jaringan ikat dan otot pada manusia sangat penting. Setiap cedera
atau gangguan yang terjadi pada sistem ini akan mengakibatkan terganggunya
pergerakan seseorang untuk sementara atau selamanya.
Gangguan yang paling
sering dialami pada cedera otot rangka adalah Patah tulang. Pengertian patah
tulang ialah terputusnya jaringan tulang, baikseluruhnya atau hanyasebagian
saja.
teregang melampau batas
kelenturannya maka tulang tersebut akan patah.
Cedera dapat terjadi
sebagai akibat :
1. Gaya langsung.
Tulang langsung
menerima gaya yang besar sehingga patah.
2. Gaya tidak langsung.
Gaya yang terjadi
pada satu bagian tubuh diteruskan ke bagian tubuh lainnya yang relatif lemah, sehingga
akhirnya bagian lain
iilah yang patah.
Bagian yang menerima benturan langsung tidak
mengalami cedera berarti
3. Gaya puntir.
Selain gaya
langsung, juga tulang dapat menerima puntiran atau terputar sampai patah. Ini sering terjadi pada
lengan.
Mekanisme terjadinya
cedera harus diperhatikan pada kasus-kasus yang berhubungan dengan patah tulang.
Ini dapat memberikan gambaran kasar kepada kita seberapa berat cedera yang kita
hadapi.
Gejala dan tanda patah tulang
Mengingat besarnya gaya
yang diterima maka kadang kasus patah tulang gejalanya dapat tidak jelas.
Beberapa gejala dan tanda yang
mungkin dijumpai pada patah tulang :
1. Terjadi perubahan bentuk pada anggota badan
yang patah. Seing merupakan satu-satunya tanda yang
terlihat. Cara yang paling
baik untuk menentukannya adalah
dengan membandingkannya
dengan sisi yang sehat.
2. Nyeri di daerah yang patah dan kaku pada saat
ditekan atau bila digerakkan.
3. Bengkak, disertai memar / perubahan warna
di daerah yang cedera.
4. Terdengar suara berderak pada daerah yang
patah (suara ini tidak perlu dibuktikan dengan menggerakkan bagian cedera
tersebut).
5. Mungkin terlihat bagian tulang yang patah
pada luka.
Pembagian PatahTulang
Berdasarkan kedaruratannya
patah tulang dibagi menjadi2 yaitu :
1. Patah tulang terbuka
2. Patah tulang tertutup
Yang membedakannya adalah lapisan kulit di atas bagian yang patah.
Pada patah tulang terbuka, kulit di permukaan daerah yang patah terluka. Pada kasus yang berat
bagian tulang yang patah terlihat dari luar.
Perbedaannya adalah jika ada luka maka kuman akan
dengan mudah sampai ke tulang, sehingga dapat terjadi infeksi tulang. Patah tulang terbuka
termasuk kedaruratansegera.
Pembidaian
Penanganan patah tulang yang paling utama adalah dengan melakukan
pembidaian. Pembidaian
adalah berbagai tindakan dan upaya untuk mengistirahatkan bagianyang
patah.
Tujuan pembidaian
1. Mencegah
pergerakan/pergeseran dari ujung tulangyang patah.
2. Mengurangi terjadinya
cedera baru disekitar bagian tulangyang patah.
3. Memberi istirahat pada
anggota badanyang patah.
4. Mengurangi rasa nyeri.
5. Mempercepat penyembuhan
Beberapa macamjenis bidai :
1. Bidai keras.
Umumnya terbuat dari kayu,
alumunium, karton, plastik atau bahan lainyang kuat dan ringan.
Pada dasarnya
merupakan bidai yang paling
baik dan sempurna dalam
keadaan darurat.
Kesulitannya adalah
mendapatkan bahanyang memenuhisyarat di lapangan.
Contoh :bidai kayu, bidai
udara, bidaivakum.
2. Bidai traksi.
Bidai bentuk jadi dan
bervariasi tergantung dari pembuatannya, hanya dipergunakan oleh
Tenaga yang
terlatih khusus, umumnya dipakai pada patah tulang paha.
Contoh :bidai traksi
tulang paha
3. Bidai improvisasi.
Bidai yang dibuat dengan
bahan yang cukup kuat dan ringan untuk penopang. Pembuatannya
sangat tergantung dari
bahanyang tersedia dan kemampuan improvisasi si penolong.
Contoh :majalah, koran,
karton dan lain-lain.
4. Gendongan/Belat dan bebat.
Pembidaian dengan
menggunakan pembalut, umumnya
dipakai mitela (kain segitiga) dan memanfaatkan tubuh
penderita sebagai sarana
untuk menghentikan pergerakan
daerah cedera.
Pedoman umum pembidaian
Membidai dengan bidai jadi ataupun improvisasi, haruslah tetap mengikuti
pedoman umum.
- Sedapat mungkin
beritahukan rencana tindakan
kepada penderita.
- Sebelum membidai
paparkan seluruh bagianyang cedera dan rawat
perdarahan bila ada.
- Selalu buka atau bebaskan pakaian pada daerah sendi sebelum membidai, buka perhiasan daerah patah atau di bagian distalnya.
- Nilai gerakan-sensasi-sirkulasi (GSS)
pada bagian distal cedera sebelum melakukan pembidaian. Siapkan alat-alat selengkapnya.
- Jangan berupaya merubah posisi bagian yang cedera. Upayakan membidai dalam posisi ketik ditemukan.
- Jangan berusaha
memasukkan bagian tulang yang patah.
- Bidai harus meliputi dua sendi dari tulang yang patah. Sebelum dipasang diukur lebihdulu pada anggota badan penderitayang sehat.
- Bila cedera terjadi pada sendi, bidai kedua tulang yang mengapit sendi tersebut. Upayakan juga membidai sendi distalnya.
- Lapisi bidai dengan
bahan yang lunak, bila memungkinkan.
- Isilah bagian yang kosong antara tubuh dengan bidai dengan bahan pelapis.
- Ikatan jangan terlalu keras dan jangan longgar.
- Ikatan harus cukup jumlahnya, dimulai dari sendi yang banyak bergerak, kemudian sendi atas dari tulang yang patah.
- Selesai dilakukan pembidaian, dilakukan pemeriksaan GSS kembali, bandingkan dengan pemeriksaan GSS yang pertama.
- Jangan membidai berlebihan.
Pertolongan cedera alat gerak
1. Lakukan penilaian dini.
Kenali dan atasi keadaan yang
mengancam jiwa.
Jangan terpancing oleh cedera yang
terlihat berat.
2. Lakukan pemeriksaanfisik.
3. Stabilkan
bagian yang patah secara manual, pegang sisi sebelah atas dan sebelah bawah
cedera, jangan
sampai menambah rasa sakit penderita.
4. Paparkan seluruh bagianyang diduga cedera.
5. Atasi perdarahan dan rawat luka bila ada.
6. Siapkan semua peralatan dan bahan untuk
membidai.
7. Lakukan pembidaian.
8. Kurangi rasa sakit
dan
Istirahatkan bagianyang cedera.
9. Kompres es bagianyang
cedera (khususnya pada patah tulang tertutup).
10. Baringkan penderita pada posisiyang nyaman.
Luka Bakar
Sebab :
- Panas - Kimia
- Listrik - Radiasi
PENGGOLONGAN
Berdasarkandalamnya luka bakar dibagi menjadi :
1. Luka bakar superfisial
(derajat satu)
Hanya meliputi lapisan
kulityang paling atas saja (epidermis).
Ditandaidengan kemerahan,
nyeri dan kadang-kadang bengkak
2. Luka bakar derajat dua
(sedikit lebihdalam)
Meliputi lapisan paling
luar kulit yang rusak dan lapisan dibawahnya terganggu. Luka bakar, jenis ini
paling sakit ,
ditandai dengan gelembung-gelembung pada
kulit berisi cairan,bengkak, kulit kemerahan atau putih,
lembab dan rusak.
3. Luka bakar derajat tiga
Lapisan yang terkena tidak
terbatas, bahkan dapat sampai ke tulang dan organ dalam. Luka bakar ini paling berat dan
ditandai dengan kulit biasanya kering, pucat atau putih, namun dapat juga gosong dan
hitam.Dapat diikuti dengan mati rasa karena kerusakan saraf. Daerah disekitarnya nyeri.
Berbeda dengan derajat
satu dan dua
luka bakar derajat
tiga tidak menimbulkan nyeri.
Luas luka bakar
Rumus telapak tangan.
Cara lain untuk menghitung luas luka bakar adalah embandingkannya
dengan luas telapak tangan
korban.Telapak tangan korban dianggap memiliki luas 1% luas permukaan
tubuh.
Perlu diingat bahwa perhitungan luas luka bakar dihitung berdasarkan
masing-masing derajat luka
bakar.
DERAJAT BERAT LUKA BAKAR
Derajat berat luka bakar ditentukan oleh dua faktor utama yaitu
luasnya permukaan tubuh yang
mengalami luka bakar dan lokasinya.
Luka bakar ringan
Luka bakar derajat tiga kurang dari 2% luas, kecuali pada wajah,
tangan, kaki, kemaluan atau
saluran napas
Luka bakar derajat dua kurang dari 15%
Luka bakar derajat satu kurang dari 50%
Luka bakar sedang
Luka bakar derajat tiga antara 2% sampai 10%, kecuali pada wajah,
tangan, kaki, kemaluan atau saluran napas
Luka bakar derajat dua antara 15%sampai 30%
Luka bakar derajat satu lebihdari 50%
Luka bakar berat
Semua luka bakar yang
disertai cedera pada saluran napas, cedera jaringan lunak dan cedera tulang
Luka bakar derajat dua atau
tiga padawajah, tangan, kaki, kemaluan atau saluran napas
Luka bakar derajat tiga di
atas 10%
Luka bakar derajat dua
lebihdari 30%
Luka bakaryang disertai
cedera alat gerak
Luka bakar mengelilingi
alat gerak
Beberapa penyulit pada
luka bakar adalah :
1.Usia penderita, biasanya mereka dengan usia
kurang dari 5 tahun atau lebih dari 55 tahun.(Penanganan kelompok
usia ini biasanya lebihsulit.)
2.Adanya penyakit penyerta. Proses
penatalaksanaansering menjadisukar dan berkepanjangan.
Penatalaksanaan luka bakar
1. Hentikan proses luka bakarnya. Alirkan air
dingin pada bagian yang terkena. Bila ada bahan kimia alirkan air
terus menerus sekurang-kurangnya selama 20 menit
2. Buka pakaian dan perhiasan
3. Lakukan penilaian dini
4. Berikan pernapasan buatan bila perlu
5. Tentukan derajat berat dan luas luka bakar
6. Tutup
luka bakar dengan
penutup luka dan pembalut
longgar, jangan memecahkan gelembungnya.
Bila yang terbakar adalah jari-jari maka balut masing-masingjari tersendiri
7. Upayakan penderita senyaman mungkin
Pemindahan
STABILISASI DAN TRANSPORTASI
ĂŒ STABILISASI
-
Adalah proses untuk menjaga kondisi dan posisi
penderita/ pasien agar tetap stabil selama pertolongan pertama
-
TRANSPORTASI
-
Adalah proses usaha untuk memindahkan dari tempat satu
ke tempat lain tanpa atau mempergunakan alat. Tergantung situasi dan kondisi di
lapangan
-
PADA DASARNYA PROSES STABILISASI DAN
-
TRANSPORTASI BERJALAN BERSAMA-SAMA
- Prinsip
Stabiliasi :
- Menjaga korban supaya tidak banyak bergerak sehubungan
dengan keadaan yang dialami
-
Menjaga korban agar pernafasannya tetap stabil
-
Menjaga agar posisi patah tulang yang telah dipasang
bidai tidak berubah
-
Menjaga agar perdarahan tidak bertambah.
-
Menjaga agar tingkat kesadaran korban tidak jatuh pada
keadaan yang lebih buruk lagi
-
Pasien tetap selamat sampai tujuan , kondisi tidak
makin buruk
-
Pertahankan posisi korban tetap datar selama diangkut
ĂŒ TRANSPORTASI
Persiapan Transportasi :
-
Penderita
-
Tempat Tujuan
-
Sarana Alat
-
Personil
Penilaian korban yang sudah bisa dipindahkan
adalah : A – Airway (jalan napas) B – Breathing (pernapasan) C – Circulation
(aliran darah) D – Disability (kesadaran) Kondisi “Stabil”
Cara mengangkat yang aman :
-
Digunakan otot yang kuat antara lain : otot paha,otot
pinggul dan otot bahu
-
Pikirkan cara yang matang sebelum mengangkat korban
-
Berdiri sedekat mungkin dengan pasien atau alat-alat
angkat
-
Pusatkan kekuatan pada lutut
-
Atur punggung tegak namun tidak kaku
-
Gunakan kaki untuk menopang tenaga yang diperlukan
-
Selanjutnya bergeraklah secara halus tahanlah si
pasien atau alat angkut dekat ke penolong
Aturan dalam penanganan dan pemindahan korban
-
Pemindahan korban dilakukan apabila diperlukan betul
dan tidak membahayakan penolong
-
Terangkan kepada korban secara jelas tentang apa yang
akan dilakukan sehingga korban kooperatif
-
Libatkan penolong lain. Yakinkan penolong lain
mengerti apa yang akan dikerjakan
-
Pertolongan pemindahan korban dibawah satu komando
agar dapat dikerjakan bersamaan
-
Pakailah cara mengangkat korban dengan teknik yang
benar agar tidak menyebabkan cidera punggung si penolong
Perlengkapan Pertolongan Pertama
-
Perlengkapan dasar :
-
Tempat/ kotak tak tembus air
-
Berbagai ukuran pembalut
-
Kassa steril
-
Pembalut segi tiga
-
Peniti
-
Sarung tangan
-
-
Perlengkapan tambahan :
-
Pembalut elastis
-
Gunting
-
Desinfektan
-
Kapas
-
Plester perekat
-
Alat tulis dan tabel
-
Alat pelindung diri
-
Selimut, alas dari plastik, lampu dengan baterai
Tanpa Alat
Proses pemindahan
dilakukan oleh satu penolong, dua penolong atau lebih tanpa menggunakan alat.
- oleh satu orang : Diseret, dipapah, ditimang,
digendong
- Oleh dua penolong : Dua tangan menyangga paha, dua tangan
menyangga punggung , Satu penolong mengangkat korban dari
punggung, penolong yang lain menyangga tungkai
- Oleh tiga/ empat
orang : Bersama-sama melakukan
pengangkatan dengan satu sisi atau tidak saling berhadapan.
Bagaimana langkah-langkah pemindahan tersebut :
1 . Cara Menolong Satu Orang :
-
Berdiri sedekat mungkin dengan korban
-
Pusatkan kekuatan pada lutut
-
Atur punggung tegak namun tidak kaku
-
Gunakan kaki untuk menopang tenaga yang diperlukan
-
Selanjutnya bergeraklah secara halus
- A.
Human Crutch
-
Berdiri disamping korban disisi yang cidera atau yang
lemah, rangkulkan satu lengan pasien pada leher penolong dan peganglah tangan korban atau pergelangannya
-
Rangkulkan tangan penolong yang lain dari arah
belakang menggait pinggang korban
-
Bergeraklah pelan-pelan maju
-
Selanjutnya selundupkan kedua tongkat masing-masing di
kiri dan kanan tepi kanvas yang sudah dilipat dan dijahit
-
Angkat dan angkut korban hati-hati
- B.
Cara Drag (diseret)
-
Jongkoklah dibelakang korban
-
Susupkan kedua lengan penolong di bawah ketiak kiri
dan kanan korban , gapai dan pegang kedua pergelangan tangan korban, bila korban
pakai jaket buka semua kancingnya.
( TIDAK BOLEH DILAKUKAN
PADA KORBAN CIDERA PUNDAK, KEPALA DAN LEHER )
- C.
Cara Cradle (dipopong)
-
Jongkoklah dibelakang korban letakkan satu lengan penolong merangkul
dibawah punggung korban sedikit diatas pinggang.
-
Letakkan tangan yang lain dibawah paha korban tepat
dilipatan lutut. Berdirilah pelan-pelan dan bersamaan mengangkat korban
-
- D.
Cara Pick A Back (Ngaplok di Punggung)
-
Jongkoklah didepan korban dengan punggung menghadap
korban . Anjurkan korban meletakkan
kedua tangannya merangkul diatas pundak penolong
-
Gapai dan peganglah paha korban, pelan-pelan angkat
keatas menempel pada punggung penolong
- 2.
Tenaga Penolong 2 Orang
-
Cara Ditandu dengan kedua lengan penolong ( Cara The
Two – Handed Seat )
-
Kedua penolong
jongkok dan saling berhadapan disamping kiri dan kanan korban, lengan kanan
penolong kiri dan lengan kiri penolong kanan menyilang dibelakang punggung
korban, menggapai dan menarik ikat pinggang korban.
-
Kedua tangan penolong yang menerobos dibawah lutut korban saling bergandengan dan mengait dengan cara
saling memegang pergelangan tangan
-
Makin mendekatlah para penolong. Tahan dan atur
punggung penolong tegap. Angkatlah korban perlahan-lahan bergerak keatas
- B.
Cara The Fore and Aft Carry
-
Dudukkan pasien. Kedua lengan menyilang di dada.
Rangkul dengan menyusupkan lengan penolong dibawah ketiak korban
-
Pegang pergelangan tangan kiri pasien oleh tangan
kanan penolong. Dan tangan kanan penolong ke tangan kiri korban
-
Penolong yang lain jongkok disamping korban setinggi
lutut dan mencoba mengangkat kedua paha korban
-
Bekerjalah secara koordinatif
- 3.
Cara Penolong 4 Orang ( Memakai
Tandu/ Stretcher )
-
Peraturan umum membawa korban dengan usungan kepala
korban diarah belakang, Kecuali keadaan2 tertentu :
-
korban kedinginan yang amat sangat,
-
kerusakan tungkai berat, menuruni tangga/ bukit.
-
korban stroke, trauma kepala, letak kepala harus lebih
tinggi dari letak kaki
-
Setiap pengangkat siap di keempat sudut, Apabila hanya
ada 3 penolong dua penolong berada di bagian kepala
-
Masing-masing pengangkat jongkok dan menggapai
masing-masing pegangan dengan kokoh
-
Dibawah komando salah satu pengangkat di bagian
kepala, keempat mengangkat bersamaan
-
Selanjutnya komando berikutnya pengangkat bergerak
maju perlahan-lahan
-
Untuk menurunkan usungan, keempat pengangkat berhenti
bersamaan dan perlahan-lahan menurunkan usungan.
- Dengan
bantuan alat
-
Bisa dilakukan oleh dua/ empat orang dengan
menggunakan alat bantu :
-
Dengan menggunakan kursi kayu
-
Dengan menggunakan tandu/ usungan
-
Dengan menggunakan kursi beroda atau tandu beroda
-
Dapat menggunakan kendaraan bermotor.
- Dengan
komando dari pemegang kepala Perhatikan posisi tangan para penolong,tangan
saling menyilang Melakukan Log Roll
- Prinsip
Melakukan Immobilisasi Tulang & Log Roll
-
Long Spine Board dengan tali pengikat
-
In Line Immobilisasi kepala leher kolar servikal semi
rigid
-
Lengan penderita diluruskan dan diletakkan disamping
badan
-
Tungkai bawah diluruskan dalm posisi kesegarisan,kedua
pergelangan kaki diikat satu sama lain dengan plester
-
Gerakan Log Roll
-
Spine board hanya untuk transfer penderita
-
Bantal pasir dikiri dan kanan kepala leher dan diikat
-
Bahaya pemakaian long spine board lebih dari 2 jam
dikubitus di oksiput,skapula,sakrum,tumit
-
- MELEPAS
HELM
Korban terkapar,
tidak sadar Helm masih melekat erat dikepalanya Bagaimana Cara melepaskan helm ??
- Call
for help !! Cari tenaga bantuan, jangan sendirian menolong korban
- Melakukan
log roll Dengan komando dari pemegang kepala Perhatikan posisi tangan para
penolong, tangan saling menyilang
- Korban terlentang Penolong diposisi
kepala tetap melakukan in - line
- Penolong
dikepala mulai “melepas” in line Digantikan penolong kedua
- KOMUNIKASI
Proses penyampaian suatu ide,pesan,atau data dari satu pihak ke pihak lain
- Peran
Komunikasi
-
1. Pelayanan gawat darurat sehari-hari,rujuk-merujuk
pasien
-
2. Kondisi bencana
Early warning-mobilisasi
Saat tiba di lokasi kita mungkin menemukan bahwaseorang korban mungkin
harus dipindahkan. Pada
situasi yang berbahaya tindakan cepat dan waspada sangat penting.
Penangan korban yang salah
akan menimbulkancedera lanjutanatau cedera baru.
Wawancara dapat dilakukan
sambil memeriksa korban,
tidak perlu menunggu
sampai Pemeriksaan selesai dilakukan.
Pemeriksaan Berkelanjutan
Setelah selesai melakukan
pemeriksaan dan tindakan, selanjutnya lakukan pemeriksaan berkala,
sesuai dengan berat
ringannya kasusyang kita hadapi.
Pada kasus yang dianggap
berat, pemeriksaan berkala dilakukan setiap 5 menit, sedangkan pada
kasusyang ringandapat
dilakukan setiap 15menitsekali.
Beberapa hal yang dapat dilakukan pada pemeriksaan berkala adalah :
1. Keadaan respon
2. Nilai kembalijalan napas
dan perbaiki bila perlu
3. Nilai kembali
pernapasan,frekuensi dan kualitasnya
4. Periksa kembali
nadi penderita dan
bila perlu lakukan
secara rinci bila
waktu memang
tersedia.
5. Nilai kembali keadaan
kulit : suhu, kelembaban dan kondisinya Periksa kembali dari ujung
kepala sampai ujung kaki,
mungkin ada bagian yang terlewat atau membutuhkan pemeriksaan
yang lebihteliti.
6. Periksa kembali
secara seksama mungkin
ada bagian yang belum
diperiksa atau sengaja
dilewati karena melakukan
pemeriksaan terarah.
7. Nilai kembali
penatalaksanaan penderita, apakah sudah baik atau masih perlu ada tindakan
lainnya. Periksa kembali
semua pembalutan, pembidaian apakah masih cukup kuat, apakah
perdarahansudah dapat di
atasi, ada bagianyang belum terawat.
8. Pertahankan komunikasi
dengan penderita untuk menjaga rasaaman dan nyaman
Pelaporan dan Serah terima :
Biasakanlah untuk membuat laporan secara tertulis. Laporan ini berguna
sebagai catatan anda, PMI
dan bukti medis.
Hal-halyang sebaiknya dilaporkan adalah :
Umurdan jenis kelamin penderita
Keluhan Utama
Tingkat respon
Keadaan jalan napas
Pernapasan
Sirkulasi
Pemeriksaan Fisikyang penting
KOMPAK yang penting
Penatalaksanaan
Perkembangan lainnyayang
dianggap penting
Bila ada formulirnya sertakan form laporan ini kepada petugas yang mengambil
alih korban dari
tangan anda.
Serah terima dapat dilakukan di lokasi, yaitu saat tim bantuan datang
ke tempat anda, atau anda
yang mendatangifasilitas kesehatan.
Pingsan (Colapse)
Yaitu
korban tidak sadarkan diri tetapi nafasnya ada, biasanya sering terjadi pada
setiap kegiatan di sekolah-sekolah.
- Macam-macam pingsan:
a.
Pingsan karena sengatan matahari
Gejalanya:
-
penghentian keringat yang tiba-tiba, korban lemah, sakit kepala, tidak dapat berjalan
tegak, suhu tubuh 40-41ÂșC, pernapasan cepat dan tidak teratur.
Pertolongan:
-
Baringkan ditempat teduh dan banyak angin, komperes
seluruh tubuh dengan air dingin, usahakan agar tidak mengigil dengan memijat
kaki dan tangan, bila keadaan tidak membaik bawa kerumah sakit.
b.
Pingsan karena kelelahan/ kelaparan
Gejalanya:
-
Kedinginan dan berkeringat, lemah, pandangan
berkunang-kunang, kesadaran menurun.
Pertolongan:
-
Baringkan ditempat datar, letakkan kepala lebih rendah
dari kaki,buka baju bagian atas, dan kendurkan pakaian yang menekan. Bila
muntah miringkan kepala, beri bau-bauan yang merangsang, setelah sadar beri
minuman air gula.
2. Shock
Yaitu:
-
Peredaran darah terganggu karena kekurangan cairan
sehingga mengakibatkan terganggunya alat tubuh.
Gejalanya:
-
Kesadaran menurun, denyut nadi cepat >140/menit dan
semakin lama melambat bahkan hilang, penderita mual, kbadan dingin,
lembab&pucat,napas tidak teratur, pandangan kosong,tidak bercahaya, pupil
melebar.
Pertolongan:
-
Baringkan kepala lebih rendah dari kaki kecuali gegar
otak, tarik lidah penderita keluar, bersihkan hidung dan mulut dari sumbatan,
selimuti, hentikan pendarahan bila ada patah tulang pasang bidai, bawa keRS
3.
Keseleo
Keadaan dimana persendian
keluar dari sendinya, lalu kembali lagi.
Pertolongannya:
-
Istirahatkan korban dengan letak keseleo ditnggikan
-
Boleh dikomperes air hangat dan urut hati-hati
-
Bila lutut dipasang kness dekker, lakukan pembalutan
agar keras pada bagian lain
-
Bawa ke RS untuk memastikan apakah ada retak atau
patah tulang